• Cerita
  • Borneo: Asal Usul dan Maknanya
Cerita

Borneo: Asal Usul dan Maknanya

Banyak versi mengenai asal usul Borneo sebagai istilah untuk menyebut pulau Kalimantan. Bagaimana itu bermula?

Pemandangan hutan dan kebun di Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, 1 Januari 2024. Pulau Kalimantan disebut pula sebagai Borneo. (Foto FX)

Borneo adalah istilah lain untuk menyebut pulau Kalimantan. Pulau ini merupakan salah satu pulau terbesar di dunia setelah Greenland dan Papua. Melalui artikel ini, kita akan menelusuri bagaimana asal usul istilah “Borneo” disematkan untuk penyebutan pulau Kalimantan.

Pertama-tama, mari kita mengenal secara umum pulau ini. Secara geografis, ia terletak di kawasan Asia Tenggara. Pulau Kalimantan dikuasai tiga negara dengan batas dan luas tertentu, yakni Malaysia, Brunei Darussalam, dan Indonesia.

Pulau ini memiliki keanekaragaman hayati tinggi dengan hutan hujan tropis yang tersisa. Pulau ini menjadi tempat tinggal banyak etnis sehingga punya kekayaan budaya. Salah satu hal yang menarik dari pulau ini adalah sebutannya sebagai Borneo. Untuk itu, mari telusuri asal usulnya.

Salah lafal?

Pengunjung menaiki perahu di tempat wisata Goa Tapak Raja, Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, 31 Desember 2024. Ilustrasi untuk asal usul Borneo. (Foto FX)

Ada beberapa pendapat dan versi mengenai asal usul nama Borneo untuk Pulau Kalimantan. Salah satu pendapat yang paling populer adalah kata Borneo berasal dari salah lafal kata “Brunei” oleh pedagang Portugis pada abad ke-16.

Di masa silam, Brunei merupakan sebuah kerajaan yang terletak di bagian utara Pulau Kalimantan. Pada masa itu, Brunei merupakan salah satu kerajaan berpengaruh di kawasan Asia Tenggara yang punya perairan dan pelabuhan strategis.

Dipisahkan oleh laut, letak Brunei dekat dengan sejumlah tempat yang saat ini menjadi negara Vietnam, China, Thailand, Filipina, dan wilayah Indonesia. Bahkan, perairan Brunei berbatasan langsung dengan Laut China Selatan, perairan penting yang dilalui orang dari berbagai benua untuk berniaga.

Selain itu, Brunei punya potensi minyak mentah yang kaya. Hal itu yang kini menjadi salah satu penyokong ekonomi penting Brunei. Hasil lautnya pun melimpah untuk menjadi tempat tinggal dan tempat berdagang.

Dengan posisi strategis itu, pelabuhan di Brunei menjadi titik penting untuk berbagai kegiatan ekonomi lintas pulau sejak masa silam. Pedagang Portugis yang datang ke Kalimantan pada abad ke-16 bahkan sering berdagang dengan orang di Brunei melalui jalur laut.

Baca juga : Bagaimana Persepsi Orang Mengenai Mobil Listrik China?

Mereka sering mendengar nama Brunei diucapkan oleh penduduk setempat. Namun, karena pengucapan bahasa Portugis yang berbeda, kata “Brunei” menjadi terdengar seperti “Borneo” dan terus dilafalkan di antara orang-orang Eropa.

Pendapat lain mengatakan bahwa nama Borneo berasal dari sebutan sebuah pohon yang banyak tumbuh di Pulau Kalimantan, yakni pohon Borneol atau pohon kapur. Pohon ini memiliki nama latin Dryobalanops camphora.

Pohon Borneol merupakan pohon penghasil minyak kamper, komoditas perdagangan penting pada masa lalu. Pedagang Eropa yang datang ke Kalimantan pada abad ke-15 banyak menemukan pohon Borneol di pulau tersebut. Konon, mereka menyebut pulau itu dengan nama Borneo lantaran sebagai tempat pohon Borneol tumbuh sumbur, salah satu komoditas penting dalam perdagangan di masa itu.

Makna nama Borneo

Pohon tumbuh di batu cadas di salah satu sudut tempat wisata Goa Tapak Raja, Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, 31 Desember 2024. Ilustrasi untuk asal usul Borneo. (Foto FX)

Dari beberapa versi itu, istilah Borneo bisa dimaknai sebagai wilayah penghasil pohon kapur, tanah yang kaya keanekaragaman hayati. Di sisi lain, bisa juga dimaknai Borneo adalah istilah turunan dari Brunei yang berarti sangat baik.

Jika ditinjau di masa kekinian, pulau Kalimantan merupakan rumah bagi beragam suku bangsa dan budaya. Sejak masa silam, berbagai latar belakang etnis berjumpa di tanah Borneo ini, bukan hanya masyarakat lokal yang dianggap sebagai bangsa asli.

Artinya, hidup berdampingan dengan keberagaman memang terjadi sejak lama di pulau ini. Saat ini, kita bisa memaknai Borneo sebagai tempat penyemai perdamaian.

Baca juga : Kisah Pahu, Badak Sumatera di Kalimantan Timur yang Dilestarikan melalui Bayi Tabung

Hal itu bisa dilihat dari komposisi wilayah pulau Kalimantan yang dikuasai oleh banyak negara. Secara geografis, pulau Kalimantan menempati posisi pulau terluas ketiga di dunia dengan luas mencapai 743.330 kilometer persegi.

Sebanyak 73% pulau Kalimantan manjadi wilayah kekuasaan Indonesia. Selanjutnya, sekitar 26 persen wilayahnya dikuasai Malaysia. Adapun Brunei Darussalam menguasai wilayah Kalimantan sekitar 1 persen.

Selain komposisi itu, banyak warga dengan berbagai latar belakang etnis, agama, dan ras tinggal dan berdampingan di Borneo. Ada suku dayak, banjar, kutai, bugis, hingga orang Jawa kini tinggal di Borneo. (FX)

Propublika.id
Propublika.id
Portal berita dan cerita rintisan yang didirikan di Kota Balikpapan, Kalimantan Timur pada 2022. Sesuai namanya, kami berupaya menyajikan informasi dan kisah warga yang suaranya jarang mendapat tempat di media massa. Selengkapnya lihat laman Tentang Kami.
Bagikan
Berikan Komentar
Artikel Terkait

It seems we can't find what you're looking for.