Mengenang Ignas Kleden #2: Vampir Kebudayaan dan Tabrakan Wacana
Seri polemik sastra bagian #2 antara Ignas Kleden dan Afrizal Malna di Harian Kompas pada 1997. Sumber tulisan ini dari kliping yang dilakukan kerabat kerja ProPublika.id.
Seri polemik sastra bagian #2 antara Ignas Kleden dan Afrizal Malna di Harian Kompas pada 1997. Sumber tulisan ini dari kliping yang dilakukan kerabat kerja ProPublika.id.
Seri polemik sastra bagian #3 antara Ignas Kleden dan Afrizal Malna di Harian Kompas pada 1997. Sumber tulisan ini dari kliping yang dilakukan kerabat kerja ProPublika.id.
Seri polemik sastra bagian #4 antara Ignas Kleden dan Afrizal Malna di Harian Kompas pada 1997. Sumber tulisan ini dari kliping yang dilakukan kerabat kerja ProPublika.id.
Seri polemik sastra bagian #5 antara Ignas Kleden dan Afrizal Malna di Harian Kompas pada 1997. Sumber tulisan ini dari kliping yang dilakukan kerabat kerja ProPublika.id.
Seri polemik sastra bagian #6 (terakhir) antara Ignas Kleden dan Afrizal Malna di Harian Kompas pada 1997. Sumber tulisan ini dari kliping yang dilakukan kerabat kerja ProPublika.id.
Seri polemik sastra bagian #7 (tambahan) antara Ignas Kleden dan Afrizal Malna di Harian Kompas pada 1997. Sumber tulisan ini dari kliping yang dilakukan kerabat kerja ProPublika.id.
Seri polemik sastra bagian #8 (tambahan akhir) antara Ignas Kleden dan Afrizal Malna di Harian Kompas pada 1997. Sumber tulisan ini dari kliping yang dilakukan kerabat kerja ProPublika.id.
Arsip tulisan almarhum Remy Sylado mengenai kasus hak cipta lagu Indonesia Raya karya WR Supratman.
Selamat menikmati esai Gus Dur yang terbit tahun 1973 berjudul “Pesantren dalam Kesusasteraan Indonesia”.
AA Navis mempertanyakan kasus pengarang Kipanjikusmin yang dibawa ke meja hijau lantaran menulis cerpen berjudul “Langit Makin Mendung”. Arsip Kompas, 6 Oktober 1970.