Setelah Negeri Dongeng
Film Negeri Dongeng bukan hanya tentang keindahan dan kengerian gunung, melainkan juga tentang pertemanan, kebudayaan, lingkungan, dan kehidupan masyarakat di kaki gunung yang jauh dari hiruk pikuk Ibu Kota.
Film Negeri Dongeng bukan hanya tentang keindahan dan kengerian gunung, melainkan juga tentang pertemanan, kebudayaan, lingkungan, dan kehidupan masyarakat di kaki gunung yang jauh dari hiruk pikuk Ibu Kota.
Mempersiapkan rencana liburan bukan hanya perkara membuat daftar destinasi yang akan dikunjungi atau memasukkan perlengkapan ke dalama koper, melainkan juga membuat pilihan politik.
Tak ada monopoli atas jenis kelamin tertentu, tetapi orang-orang secara konsisten berasumsi bahwa mereka yang melakukannya adalah laki-laki.
Dalam banyak hal, “Ikam hanyarkah di Samarinda” digunakan untuk menormalisasi hal-hal tak beres yang seharusnya tidak terjadi.
Dalam suatu masyarakat demokratis, ruang publik menjadi aspek yang sangat penting terutama bagi mereka yang termarjinalkan dan hanya menjadi objek pembangunan.
Seri polemik sastra antara Ignas Kleden dan Afrizal Malna di Harian Kompas pada 1997. Sumber tulisan ini dari kliping yang dilakukan kerabat kerja ProPublika.id.
Seri polemik sastra bagian #2 antara Ignas Kleden dan Afrizal Malna di Harian Kompas pada 1997. Sumber tulisan ini dari kliping yang dilakukan kerabat kerja ProPublika.id.
Seri polemik sastra bagian #3 antara Ignas Kleden dan Afrizal Malna di Harian Kompas pada 1997. Sumber tulisan ini dari kliping yang dilakukan kerabat kerja ProPublika.id.
Seri polemik sastra bagian #4 antara Ignas Kleden dan Afrizal Malna di Harian Kompas pada 1997. Sumber tulisan ini dari kliping yang dilakukan kerabat kerja ProPublika.id.
Seri polemik sastra bagian #5 antara Ignas Kleden dan Afrizal Malna di Harian Kompas pada 1997. Sumber tulisan ini dari kliping yang dilakukan kerabat kerja ProPublika.id.